Senin, 20 Januari 2014

TUGAS SOFTSKILL KE 8




Assalamu’alaikum..

            Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan dan peningkatan IPTEK pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan taraf kehidupan bangsa dan negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia di mata dunia.
 IPTEK Indonesia masih belum banyak diperhitungkan secara internasional karena masih lemahnya daya saing bangsa dan kemampuan iptek nasional. Mekanisme intermediasi iptek yang menjembatani interaksi antara kapasitas penyedia iptek dengan kebutuhan pengguna pun masih belum optimal dan menjadi permasalahan tersendiri.
 Menyadari kondisi tersebut di atas, maka pembangunan infrastruktur iptek yang kuat akan menjadi jawaban dari kebutuhan Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kualitas hidup. Dalam mendorong pengembangan infrastruktur iptek yang mendukung program pembangunan peternakan, khususnya dalam rangka menunjang swasembada daging dan susu, pemerintah sebagai elemen utama dalam sektor infrastruktur selayaknya menjaga kesinambungan investasi pembangunan infrastruktur iptek peternakan dan memprioritaskannya dalam rencana pembangunan nasional, sehingga infrastruktur iptek peternakan dapat dibenahi baik secara kuantitas maupun kualitas.
Praktek peternakan yang tidak dilandasi ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus menurunkan populasi dan memperburuk kualitas genetika ternak di Indonesia yang pada akhirnya akan semakin tergantung kepada pihak asing dalam rangka memenuhi kebutuhan protein hewani bagi rakyat Indonesia. Keadaan ini jika dibiarkan terus menerus juga akan menurunkan konsumsi protein dan dapat berakibat pada penurunan kualitas dan kecerdasan rakyat Indonesia.
Pusat Penelitian Bioteknologi (Puslit Bioteknologi) LIPI telah mampu melakukan kegiatan riset peternakan yang strategis. Riset yang dikerjakan dan didanai dari dana APBN dan dana kerjasama luar negeri adalah riset yang cukup mendasar namun dapat diaplikasikan di masyarakat. Berbekal dari kegiatan dan pengalaman Puslit Bioteknologi LIPI dalam mengembangkan riset dan teknologi dibidang peternakan di Indonesia, Pemerintah Indonesia memberikan kepercayaan kepada Puslit Bioteknologi LIPI sebagai insitusi pelaksana (executing agency) untuk mendapatkan bantuan soft loan dari Pemerintah Spanyol melalui program “Animal Husbandry Technology And Practices Improvement To Accelerate Meat And Milk Production (Meat-Milk Pro)”. Soft loan ini akan digunakan untuk mempercepat pembangunan peternakan di Indonesia melalui perbaikan dan peningkatan sarana laboratorium peternakan di LIPI, Universitas, Balai IB Daerah, serta sarana pengolahan susu dan daging modern di 3 Provinsi (Jawa Barat, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan). Peningkatan infrastruktur peternakan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas peneliti Indonesia di bidang peternakan, meningkatkan kerjasama riset dan aplikasi teknologi peternakan baik di daerah maupun secara nasional sehingga program swasembada dan kecukupan konsumsi protein hewani, daging dan susu, dapat tercapai.
 1.1.      TUJUAN
Tujuan dari kajian peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendukung program pembangunan peternakan nasional adalah:
  1. Mendapatkan gambaran aktual mengenai kondisi umum program peternakan dan penelitian di setiap daerah yang termasuk dalam ruang lingkup kegiatan, yaitu Jawa Barat, Sematera Barat, dan Sulawesi Selatan.
  2. Menjadikan kajian di daerah tersebut sebagai bahan penyusunan rekomendasi kebijakan untuk mendorong percepatan pembangunan melalui pengembangan infrastruktur dan penelitian terpadu dalam bidang peternakan.
  3. Mendorong pembangunan dan pengembangan infrastruktur dan penelitian peternakan di daerah dalam menunjang perkembangan perekonomian di daerah.
1.2. SASARAN
Kegiatan kajian peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendukung program pembangunan peternakan nasional mempunyai sasaran sebagai berikut:
  1. Tersedianya informasi aktual mengenai kesiapan infrastruktur dan kegiatan penelitian yang bergerak dalam bidang peternakan guna mendukung program Meat-Milk Pro.
  2. Tersusunnya rekomendasi kebijakan pengembangan infrastruktur dan penelitian peternakan dalam rangka pengembangan sumber pangan hewani secara nasional.
           
 Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan beserta isinya. Maka tanpa adanya manusia kedua karya tersebut juga tidak akan ada. Namun ada 2 perbedaan dari istilah tersebut, yaitu :

1.         Sains sebagai yang sering di sebut “Body Of Knowledge” saat ini adalah hasil abstraksi manusia dari sumber alam melalui berbagai fenomena yang di lihatnya. Contohnya gaya gravitasi dan elektromagnetik, adanya elektron dan neutron didalam atom, dan tanpa manusia pun kebenaran alami tetap beroperasi sebagai sumber dari sains.

2.         Teknologi sepenuhnya bersumber pada manusia itu sendiri. Teknologi diciptakan manusia sebagai instrumen dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Teknologi merupakan suatu fenomena sosial. Oleh karena itu tanpa manusia, tanpa masyarakat, teknologi pun tiada.

Ada beberapa Proses Fase yang dialami dalam kehidupan manusia yang saya baca :

A. Fase Destruktif : untuk memecahkan segala permasalahannya dan kebutuhannya, contohnya : manusia langsung mengambil dari alam, tapi tidak ada usaha untuk mengembalikannya ke alam.

B. Fase Konstruktif : Masyarakat pada fase ini telah mampu melakukan penciptaan sehingga menghasilkan kebudayaan baru yang sebelumnya tidak ada di alam.

C. Fase Modern : Puncak perkembangan teknik yang telah dicapai masing-masing manusia. Contohnya : menciptakan bahasa internasional sebagai pengantar, dan diciptakannya bahasa symbol yang seragam/ internasional yaitu bahasa “ Matematika “.


IPTEK Dari Segi Pertimbangan Nilai Etis Dan Religious ??

            Mengembangkan Nilai-Nilai Dan Budaya Iptek Pada Dasarnya adalah melakukan transformasi dari masyarakat berbudaya tradisional menjadi masyarakat yang berpikir kritis dan berketerampilan dan tetap menjunjung nilai-nilai keimanan terhadap ALLAH SWT.

            Akibatnya teknologi berkembang sangat cepat dan tidak terbendung seperti tampak dalam teknologi persenjataan, komputer informasi, kedokteran, biologi dan pangan. Kemajuan teknologi tersebut bila tidak disertai dengan nilai etika akan menghancurkan hidup manusia sendiri.

IPTEK Dari Segi Pembangunan Dan Lingkungannya Itu ??



            Iptek Dalam Kehidupan Lingkungan Manusia telah membawa perubahan yang sangat besar. Karenanya kini semua dapat terfasilitasi dengan lebih mudah dan modern. Pengaplikasian iptek harus sesuai dengan aturan yang ada dan memperhatikan segala dampak buruk yang dapat ditimbulkan bagi manusia dan dampaknya, semua harus berjalan dengan seimbang.

            Kemajuan iptek harus tetap diimbangi dengan pemeliharaan keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Jangan sampai kemajuan yang dihasilkan mengakibatkan keburukan bagi lingkungan. Agarbangsa sehingga pembangunan yang terencana pun dapat terealisasi dengan lebih baik dan sempurna.

IPTEK Dari Segi Sosial ??

            Dengan berkembangnya industri dan kegiatan ekonomi, maka memungkinkan orang hidup dalam lapangan pekerjaan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari angka – angka yang menunjukan bahwa pekerja di pabrik atau perusahaan terus meningkat sedangkan bekerja di sektor pertanian makin menurun.

            Nilai sosial juga pun berubah. Pada masa lalu orang merasa bahwa menjadi pegawai negeri dinilai lebih tinggi status sosialnya dibandingkan para pedagang atau pengusaha. Sekarang menjadi pengusaha atau karyawan pabrik dianggap sebagai tenaga professional yang mempunyai nilai status yang tinggi.

IPTEK Dari Segi Budaya ??

            Karna budaya di indonesia ialah berbeda-beda, namun dari pada itu budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu.

IPTEK Dari Segi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan ??

            Tuntutan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saat ini semakin mengemuka. Iptek dituntut mampu mencari berbagai alternative pemecahan masalah yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan mengembangkan perilaku kritis, obyektif, dan rasional sehingga bisa mengetahui kebutuhan riil yang dirasakan oleh masyarakat secara langsung.

Sebagai contoh peranan iptek untuk meningkatkan kesejahteraan adalah sebagai berikut :

A.        Penyediaan Pangan
B.         Penyediaan Sandang
C.        Penyediaan Papan
D.        Peningkatan Kesehatan
E.         Penyediaan Energi

            Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup hanya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak ada tak bisa menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan dengan adanya informasi yang lebih baru.

Dampak Negative-nya ??

Di lihat dari beberapa segi, mulai dari segi senjata hingga berdampak pada lingkungan.

1.         Dari Segi Persenjataan, senjata modern dengan efek penghancur yang dahsyat, seperti senjata dengan uranium dan nuklir, bisa memicu persaingan dan pada tingkat tertentu juga bisa menyulut pecahnya perang. Nuklir, yang diselewengkan menjadi senjata pemusnah masal dan pengerukan sumber daya alam secara berlebihan yang berdampak pada hilangnya keseimbangan ekosistem di bumi.

2.         Dari Segi Teknologi Komputer, praktek-praktek pencurian melalui jaringan computer dan internet, seperti pembobolan bank, penipuan transaksi dagang via internet, bahkan pembocoran rahasia sebuah institusi atau negara, juga makin sering terjadi. Dan dapat merusak image baik seseorang.

3.         Dari Segi Biologi, para ahli telah bisa menciptakan kloningan untuk hewan dan tumbuhan, malah akhir-akhir ini para ahli pun telah menemukan kloningan untuk manusia.

4.         Dari Segi Lingkungan Hidup, banyak pabrik-pabrik industri yang di bangun di tengah-tengah kota, asap dan polusi semakin merajalela dan tak terhindarkan, menyebabkan kelangkaan air bersih di berbagai Negara dan daerah.
            Selain bencana banjir ketika musim penghujan pembangunan dan penguasaan iptek dalam mengeksplorasi alam untuk peningkatan ekonomi seringkali melampaui batas dan sering kali mengabaikan kondisi lingkungan itu sendiri. Akibatnya lama kelamaan lapisan ozon pun akan semakin kian menipis .

            Mungkin itu saja berbagi pengetahuan untuk Tugas Softskill tentang Perkembangan Iptek Dalam Pembangunan Dari Berbagai Segi Dan Dampaknya. Apabila ada kesalahan informasi dan kata yang kurang berkenan mohon dimaafkan. Terima kasih atas kunjungannya..

Refferensi:

http://faris6593.blogspot.com/2011/11/isd-2.html#ixzz2qZa44KPC        


Nama: Sandy.Rusdian
Npm : 28113233
Kelas : 1KB08
Tugas Softskill ke 8

Selasa, 07 Januari 2014

Softskill ke 7



Hubungan Perbedaan anatara Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Perdesaan



Masyarakat
Perkataan society berasal dari bahasa Latin societas, "perhubungan baik dengan orang lain". Perkataan societas diambil dari socius yang berarti "teman", maka makna masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial.
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Untuk menjadi sebuah masyarakat memerlukan beberapa syarat-syarat tertentu, yaitu :
  1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
  2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
  3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
  1. masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
  2. masyarakat merdeka, yagn terbagi dalam :
  • masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
  • masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya










Masyarakat Kota
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan, dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi. Orang-orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, artinya oleh hanya sekadarnya atau apa adanya. Hal ini disebabkan oleh karena pandangan warga kota sekitarnya. Kalau menghidangkannya mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. Bila ada tamu misalnya, diusahakan menghidangkan makanan-makanan yang ada dalam kaleng. Pada orang-orang desa ada kesan, bahwa mereka masak masakan itu sendiri tanpa memperdulikan apakah tamu-tamunya suka atau tidak. Pada orang kota, makanan yang dihidangkan harus kelihatan mewah dan tempat penghidangannya juga harus mewah dan terhormat. Disini terlihat perbedaan penilaian. Orang desa memandang makanan sebagai suatu alat memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan pada orang kota, makanan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial.
TIPE MASYARAKAT
Apabila kita berbicara tentang masyarakat, terutama jika kita mengemukakannya dari sudut antropologi, maka kita mempunyai kecenderungan untuk melihat 2 tipe masyarakat :
Pertama, satu masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, yang belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
Kedua, masyarakat yang sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena ilmu pengetahuan modern sudah maju, teknologi maju, sudah mengenal tulisan, satu masyarakat yang sukar diselidiki dengan baik dan didekati sebagian saja.

Sebenarnya, pembagian masyarakat dalam 2 tipe itu hanya untuk keperluan penyelidikan saja. Dalam satu masa sejarah antropologi, masyarakat yang sederhana itu menjadi objek penyelidikan dari antropologi, khususnya antropologi sosial. Sedang masyarakat yang kompleks adalah terjadi objek penyelidikan sosiologi.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
  1. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
  2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
  3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
  4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
  5. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
  6. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
Masyarakat Desa dan Kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
PERBEDAAN MASYARAKAT DESA DAN MASYARAKAT PERKOTAAN 


Masyarakat pedesaan merupakan sekumpulan masyarakat yang tinggal atau bermukim di pedesaan. Umumnya masyarakat di pedesaan masih hidup jauh dari hingar binger dan ke glamouran atau gaya hidup masyarakat perkotaan. Mata pencaharian masyarakat pedesaan umumnya adalah berasal dari perkebunan atau pertanian. Hubungan antar masyarakat di pedesaan bisa dikatakan masih erat. Dengan kebiasaan ibu-ibu yang ngobrol di suatu rumah penduduk, bapak – bapak yang sering melakukan kerja bakti bersama dan anak- anak yang bermain mainan tradisional yang dimainkan secara berkelompok sehabis pulang sekolah. Berebeda dengan masyarakat perkotaan, masyarakat ini hidup di hiruk pikuk kesibukan kota. Dengan gaya hidup yang lebih tinggi dari pada masyarakat pedesaan, mata pencaharian masyarakat perkotaan lebih dari perkantoran dan industri. Hubungan antar masyarakat perkotaan bisa dibilang lebih renggang dari pada masyarakat pedesaan ini dikarenaan kesibukan masyarakat perkotaan yang menjadikan antar individu di perkotaan jarang saling berintraksi.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan.
Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja .
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri-ciri tersebut antara lain :
  1. Jumlah dan kepadatan penduduk
  2. Lingkungan hidup
  3. Mata pencaharian
  4. Corak kehidupan social
  5. Stratifiksi social
  6. Mobilitas social
  7. Pola interaksi social
  8. Solidaritas social
  9. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti:
  1. Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;
  2. Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;
  3. Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi;
  4. ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a) Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
b) Sebab-sebab Urbanisasi
  1. Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
  2. Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
  1. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
  2. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
  3. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
  4. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
  5. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal – hal yang termasuk pula factor antara lain :
  1. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
  2. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industry
  3. Kerajinan.
  4. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
  5. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
  6. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
Aspek Positif dan Negatif
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan mengandung 5 unsur yang meliputi :
a. Wisma
Merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
b. Karya
Merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat. Penyediaan lapangan kerja bagi suatu kota dapat dilakukan dengan cara meyediakan ruang; misalnya bagi kegiatan perdagangan.
c. Marga
Merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan internal), serta hubungan antara kota itu dengan kota-kota atau daerah lainnya(hubungan ekternal).
d. Suka
Merupakan bagian dari ruang perkantoran untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas hibura, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
e. Penyempurnaan
Merupakan bagian yang penting bagi suatu kota , tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam ke empat unsur di atas, termasuk fasilitas keagamaan, pekuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.
Kota mempunyai juga peran/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pengembangan kota tidak mengarah pada satu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.

Masyarakat Desa
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
  1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
  2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
  3. Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
  2. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
  3. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
  4. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
  5. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
Hakikat dan SifatMasyarakat Pedesaan
Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang besifat agraris.
Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas nilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis, yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan leleh dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir.
Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebut pergilah mereka ke luar kota, karena merupakan tempat yang adem ayem, penuh ketenangan. Tetapi sebetulnya ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand Tonies diistilahkan dengan masyarakat gemeinschaft(paguyuban). Jadi panguyuban masyarakat itulah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat desa itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.
Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, yaitu:
  1. Konflik (Pertengkaran)
  2. Kontraversi (pertentangan)
  3. Kompetisi (persiapan)
Dari uraian di atas maka sebaiknya kita sebagai masyarakat harus dapat hidup harmonis, baik diperkotaan maupun dipedesaan. Kemudian, pembangunan diperkotaan hendaknya selaras dengan pembangunan dipedesaan agar pembangunan merata dapat tercapai, sehingga masalah urbanisasi yang ada di perkotaan dan kekurangan tenaga ahli di pedesaan dapat teratasi. Urbanisasi yang berlebihan sering diiringi dengan banyaknya tindak kejahatan di kebanyakan kota besar. Sedangkan, karena banyak dari masyarakat desa yang mengadu nasib ke kota, menyebabkan desa kekurangan tenaga ahli untuk memajukan desa tersebut.

Refferensi        :
http://ervannur.wordpress.com/2010/11/30/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/                                                                                                                                                    


Nama : Sandy.Rusdian
Kelas   :1KB08
Npm    : 28113233