Nama
: Sandy Rusdian
Kelas
: 3KB06
Npm
: 28113233
Peranan
Bahasa Daerah Dalam Pengembangan Bahasa Indonesia
Pengertian bahasa daerah
bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan
dalam suatuwilayah dalam sebuah negara kebangsaan, baik itu pada
suatu daerah kecil negara bagian federal atau provinsi ataupun
daerah yang lebih luas
Pengertian Bahasa Daerah menurut Para
Ahli
Pengertian
bahasa menurut Bill Adams adalah sebuah sistem pengembangan psikologi
individu dalam sebuah konteks inter-subjektif. Sedangkan
menurut Wittgenstein bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat
dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang
logis. Menurut Ferdinand De Saussure bahasa adalah ciri pembeda yang
paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya
sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain. Dan menurut Plato Bahasa
pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata
(nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide
seseorang dalam arus udara lewat mulut.
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahasa merupakan sistem lambang
bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.
Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan
yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana
komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Di Indonesia terdapat
banyak bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya yang sering disebut sebagai
bahasa daerah.
Bahasa
daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah
negara kebangsaan, baik daerah kecil, negara bagian
federal
atau provinsi, atau daerah yang luas. Bahasa daerah sudah ada sejak zaman dulu.
Jumlahnya sampai beratus-ratus dan tersebar diseluruh kepulauan, mulai dari
pulau Formosa (Taiwan) di sebelah utara sampai ke Selandia Baru disebelah
selatan, dari Mandagaskar di sebelah barat sampai kepulau-pulau Paas di sebelah
timur yang merupakan suatu keluarga besar dan masih dekat hubungannya dengan
Austronesia.
2.2
hubungan antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah
Antara
bahasa Indonesia dan bahasa daerah mempunyai hubungan yang sangat erat, tidak
dapat dipungkiri adanya bahasa Indonesia yang muncul seiring dengan
perkembangan bahasa daerah itu sendiri. Karena bahasa daerah dan bahasa
Indonesia saling melengkapi. Terutama dalam hal berkomunikasi antar masyarakat.
Dengan adanya dua bahasa ini menimbulkan kedwibahasaan di negara Indonesia.
Dalam
Seminar Pengembangan Bahasa Daerah (1976) itu, yang merumuskan tujuaan
pembinaan dan pengembangan bahasa daerah sebagai berikut : (a) Di bidang
struktur bahasa, tujuannya ialah terbinanyabahasa daerah yang strukturnya
terpelihara dan sesuai dengan keperluan masa sekarang. (b) Dibidang pemakai,
tujuan pembinaan adalah agar kedwibahasaan itu tetap (stabil), yaitu pemakai
itu menguasai kedua bahasa itu seimbang, dan tidak menjadi ekabasahawan
semata-mata. Jumlah pemakai itu hendaknya tetap berkembang dan tidak sebaliknya
menyusut. (c) Di bidang pemakaian, pembinaan bertujuan agar bahasa daerah
dipergunakan secara penuh sesuai dengan fungsinya, dalam keseimbangan dengan
bahasa Indonesia seperti ditetapkan dalam Politik Bahasa Nasional. Jadi antara bahasa Indonesia dan bahasa Daerah telah
terjadi kontak sosial dan budaya yang aktif. Jiwa bahasa Indonesia dan jiwa
bahasa Daerah telah bertemu. Kedua bahasa saling bersangkutan dan
memperhatikan. Akhirnya kedua bahasa saling mempengaruhi.
2.3 pengaruh penggunaan bahasa daerah
terhadap bahasa Indonesia
Keanekaragaman
budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa yang
akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya bahasa formal atau
resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak memiliki ibu yang
berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan
keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata
misalnya “mengapa”, sang ibu yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e
dibaca kuat) sedangkan bapaknya yang dari Pagaralam mengucapkannya ngape (e
dibaca lemah) dan di lingkungannya kata “megapa” diucapkan ngapo. Ketika sang
anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan
mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebinggungan bagi
sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan.
Akan
tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang
harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai
negara yang kaya akan kebudayaannya. Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah
menandakan identitas dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang
merantau ke ibukota Jakarta mungkin lebih senang berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa daerah dengan orang berasal dari daerah yang sama, salah
satunya dikarenakan agar menambah keakraban diantara mereka. Tidak jarang pula
orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang
tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab. Beberapa kata dari
bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang baku, antara lain kata
nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).
Jenis jenis bahasa daerah di Indonesia:
Bahasa Aceh (Bahsa Aceh)
Alfabet
terdiri dari:
Vokal:
a, e, è, é, ë, i, o, ô, ö dan u.
Diftong
vokal: eu.
Konsonan:
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, y dan z.
Diftong
konsonan: ng dan ny.
Bahasa Batak (Basa Batak)
Alfabet
terdiri dari:
Vokal:
a, e, i, o dan u.
Diftong
vokal: ou.
Konsonan:
b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong
konsonan: mb, nd, ng dan ny.
Aksara:
Ha
na ca ra ka
Da
ta sa wa la
Pa
nda da ja nya
Ma
mba ba ga nga
Bahasa Minang (Bahaso Minang)
Vokal:
a, e, i, o dan u.
Konsonan:
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, y dan z.
Bahasa Jawa (Basa Jawa)
Vokal:
a, e, é, ě, i, o dan u.
Konsonan:
b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong
konsonan: dh, th, ng dan ny.
Aksara:
Ha
na ca ra ka
Da
ta sa wa la
Pa
dha da ja nya
Ma
tha ba ga nga
Bahasa Sunda (Basa Sunda)
Alfabet
terdiri dari:
Vokal:
a, e, é, i, o dan u.
Diftong
vokal: eu.
Konsonan:
b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong
konsonan: dh, th, ng dan ny.
Aksara:
Ha
na ca ra ka
Da
ta sa wa la
Pa
dha da ja nya
Ma
tha ba ga nga
Bahasa Bali (Basa Bali)
Alfabet
terdiri dari:
Vokal:
a, e, é, i, o dan u.
Konsonan:
b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong
konsonan: dh, th, ng dan ny.
Aksara:
Ha
na ca ra ka
Da
ta sa wa la
Pa
dha da ja nya
Ma
tha ba ga nga
Bahasa Dayak (Basa Dayak)
Alfabet
terdiri dari:
Vokal:
a, ē, i, o dan u.
Konsonan:
b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong
konsonan: ng, ny, pm dan tn.
Triftong
konsnonan: kng.
Tanda
alfabet: ‘.
Bahasa Banjar (Basa Banjar)
Alfabet
terdiri dari:
Vokal:
a, é, i, o dan u.
Konsonan:
b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong
konsonan: ng, ny, aw, ay dan uy.
Tanda
alfabet: ‘.
Bahasa Bugis (Basa Ugi)
Alfabet
terdiri dari:
Vokal:
a, e, é, i, o dan u.
Konsonan:
b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong
konsonan: mp, nc, ng, nr dan ny.
Triftong
konsonan: ngk.
Aksara:
Ha
na ca ra ka
Da
ta sa wa la
Pa
nca da ja nya
Ma
mpa ba ga nga
Nra
ngka
Bahasa Minahasa (Basa Minahasa)
Alfabet
terdiri dari:
Vokal:
a, e, è, i, o dan u.
Diftong
vokal: aa, ee, èè, ii, oo, ou dan uu.
Konsonan:
b, d, g, h, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong
konsonan: gh dan ng.
Tanda
alfabet: ‘.
2.4 Dampak yang akan timbul
Berikut
beberapa dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia:
1.
Dampak Positif:
a. Bahasa
Indonesia memiliki banyak kosakata.
b. Sebagai
kekayaan budaya bangsa Indonesia.
c. Sebagai
identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
d. Menimbulkan
keakraban dalam berkomunikasi.
e. Sebagai
alat pemersatu antar budaya dan bangsa.
2. Dampak
Negatif
a. Bahasa
daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
b. Masyarakat
menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah
terbiasa menggunakan bahasa daerah.
c. Dapat
menimbulkan kesalah pahaman.
Daftar
pustaka: