Sabtu, 10 Oktober 2015

Peranan Bahasa Daerah dalam perkembangan bahasa indonesia

Name: Sandy Rusdian
Class: 3KB06
NPM: 28113233


Role in the Development of Regional Languages ​​Indonesian

Understanding the local language

the language is a language spoken in suatuwilayah in a national state, be it on a small area of ​​the state or the federal or provincial wider area
Definition of the Regional Language by Experts

Understanding the language according to Bill Adams is a system of individual psychological development in a context of inter-subjective. Meanwhile, according to Wittgenstein language is a way of thinking that can be understood, in touch with reality, and has a shape and a logical structure. According to Ferdinand de Saussure language is the most prominent distinguishing feature because the language of each social group feels himself as a different entity from the other group. And according to Plato Language is essentially a statement of one's mind through onomata (names or something) and rhemata (speech) which is the mirror of one's ideas in the flow of air through the mouth.

From the definition above can be concluded in a speech sound system of symbols used to communicate with the user community. Good language developed by the system, ie a set of rules which are observed by the wearer. Language itself serves as a means of communication and as a means of integration and adaptation. In Indonesia there are many languages ​​spoken by people who are often referred to as regional languages.
Bahasa daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan, baik daerah kecil, negara bagian
federal atau provinsi, atau daerah yang luas. Bahasa daerah sudah ada sejak zaman dulu. Jumlahnya sampai beratus-ratus dan tersebar diseluruh kepulauan, mulai dari pulau Formosa (Taiwan) di sebelah utara sampai ke Selandia Baru disebelah selatan, dari Mandagaskar di sebelah barat sampai kepulau-pulau Paas di sebelah timur yang merupakan suatu keluarga besar dan masih dekat hubungannya dengan Austronesia.

 2.2 hubungan antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah

Antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah mempunyai hubungan yang sangat erat, tidak dapat dipungkiri adanya bahasa Indonesia yang muncul seiring dengan perkembangan bahasa daerah itu sendiri. Karena bahasa daerah dan bahasa Indonesia saling melengkapi. Terutama dalam hal berkomunikasi antar masyarakat. Dengan adanya dua bahasa ini menimbulkan kedwibahasaan di negara Indonesia.
Dalam Seminar Pengembangan Bahasa Daerah (1976) itu, yang merumuskan tujuaan pembinaan dan pengembangan bahasa daerah sebagai berikut : (a) Di bidang struktur bahasa, tujuannya ialah terbinanyabahasa daerah yang strukturnya terpelihara dan sesuai dengan keperluan masa sekarang. (b) Dibidang pemakai, tujuan pembinaan adalah agar kedwibahasaan itu tetap (stabil), yaitu pemakai itu menguasai kedua bahasa itu seimbang, dan tidak menjadi ekabasahawan semata-mata. Jumlah pemakai itu hendaknya tetap berkembang dan tidak sebaliknya menyusut. (c) Di bidang pemakaian, pembinaan bertujuan agar bahasa daerah dipergunakan secara penuh sesuai dengan fungsinya, dalam keseimbangan dengan bahasa Indonesia seperti ditetapkan dalam Politik Bahasa Nasional. Jadi antara bahasa Indonesia dan bahasa Daerah telah terjadi kontak sosial dan budaya yang aktif. Jiwa bahasa Indonesia dan jiwa bahasa Daerah telah bertemu. Kedua bahasa saling bersangkutan dan memperhatikan. Akhirnya kedua bahasa saling mempengaruhi.

2.3 pengaruh penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia

Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan bapaknya yang dari Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di lingkungannya kata “megapa” diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebinggungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya. Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban diantara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab. Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).

Jenis jenis bahasa daerah di Indonesia:

Bahasa Aceh (Bahsa Aceh)
Alfabet terdiri dari:
Vokal: a, e, è, é, ë, i, o, ô, ö dan u.
Diftong vokal: eu.
Konsonan: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, y dan z.
Diftong konsonan: ng dan ny.

Bahasa Batak (Basa Batak)
Alfabet terdiri dari:
Vokal: a, e, i, o dan u.
Diftong vokal: ou.
Konsonan: b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong konsonan: mb, nd, ng dan ny.
Aksara:
Ha na ca ra ka
Da ta sa wa la
Pa nda da ja nya
Ma mba ba ga nga

Bahasa Minang (Bahaso Minang)

Vokal: a, e, i, o dan u.
Konsonan: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, y dan z.

Bahasa Jawa (Basa Jawa)

Vokal: a, e, é, ě, i, o dan u.
Konsonan: b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong konsonan: dh, th, ng dan ny.
Aksara:
Ha na ca ra ka
Da ta sa wa la
Pa dha da ja nya
Ma tha ba ga nga

Bahasa Sunda (Basa Sunda)

Alfabet terdiri dari:
Vokal: a, e, é, i, o dan u.
Diftong vokal: eu.
Konsonan: b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong konsonan: dh, th, ng dan ny.
Aksara:
Ha na ca ra ka
Da ta sa wa la
Pa dha da ja nya
Ma tha ba ga nga

Bahasa Bali (Basa Bali)

Alfabet terdiri dari:
Vokal: a, e, é, i, o dan u.
Konsonan: b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong konsonan: dh, th, ng dan ny.
Aksara:
Ha na ca ra ka
Da ta sa wa la
Pa dha da ja nya
Ma tha ba ga nga



Bahasa Dayak (Basa Dayak)

Alfabet terdiri dari:
Vokal: a, ē, i, o dan u.
Konsonan: b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong konsonan: ng, ny, pm dan tn.
Triftong konsnonan: kng.
Tanda alfabet: ‘.

Bahasa Banjar (Basa Banjar)

Alfabet terdiri dari:
Vokal: a, é, i, o dan u.
Konsonan: b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong konsonan: ng, ny, aw, ay dan uy.
Tanda alfabet: ‘.

Bahasa Bugis (Basa Ugi)

Alfabet terdiri dari:
Vokal: a, e, é, i, o dan u.
Konsonan: b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong konsonan: mp, nc, ng, nr dan ny.
Triftong konsonan: ngk.
Aksara:
Ha na ca ra ka
Da ta sa wa la
Pa nca da ja nya
Ma mpa ba ga nga
Nra ngka

Bahasa Minahasa (Basa Minahasa)

Alfabet terdiri dari:
Vokal: a, e, è, i, o dan u.
Diftong vokal: aa, ee, èè, ii, oo, ou dan uu.
Konsonan: b, d, g, h, k, l, m, n, p, r, s, t, w dan y.
Diftong konsonan: gh dan ng.
Tanda alfabet: ‘.


2.4 Dampak yang akan timbul

Berikut beberapa dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia:
1.  Dampak Positif:
a.    Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.
b.    Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.
c.    Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
d.   Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.
e.    Sebagai alat pemersatu antar budaya dan bangsa.

2.    Dampak Negatif
a.    Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
b.    Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.
c.    Dapat menimbulkan kesalah pahaman.

Daftar pustaka:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar