Pemuda adalah generasi
penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban moral yang
ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi
tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan
diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan
narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah
lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika
mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
Melihat sejarah pemuda
Indonesia dari masa lalu hingga sekarang yang gemilang, maka seharusnya kita
sebagai generasi muda meneruskan kembali perjuangan para pemuda agar tidak
kehilangan identitas sebagai pemuda yang cerdas, kritis dan kreatif. Misalnya
saja melalukan pengawasan terhadap pemerintah agar roda pemerintahan berjalan
dengan baik dan bersih. Selain itu, pemuda sebagai agen perubahan juga harus
mampu menjadi pembela keadilan dimana beberapa tahun terakhir fakta telah
menjelaskan bahwa keadilan telah berubah menjadi barang ekonomi yang dapat
dibeli dengan uang.
Dalam era perkembangan
teknologi saat ini, salah satu bentuk perjuangan yang dapat dilakukan oleh
pemuda adalah melalui sosial media. Mesir menjadi contoh positif penggunaan
sosial media untuk sebuah perubahan, jatuhnya pemerintahan Hosni Mubarak akibat
sistem ekonomi yang tidak menguntungkan rakyat awalnya diserukan perubahan oleh
pemuda melalui sosial media seperti facebook, twitter dan blog.
Terlepas dari contoh di
atas, tidak sedikit para pemuda yang memanfaatkan sosial media secara negatif,
pemuda yang awalnya diharapkan bisa menjadi agen perubahan sekarang telah
terombang-ambing dalam krisis identitas yang mengikuti pergerakan politik kotor
suatu kelompok di dalam negeri ini. Pemuda pada saat ini bagaikan buih di
lautan, terombang-ambing mengikuti arus tanpa tahu arah dan tujuan dalam jumlah
y
[ng yang rendah tanpa identitas, hilangnya kerangka berfikir serta
dangkalnya pemikiran yang akan menyebabkan seorang pemuda langsung menerima
informasi yang disampaikan tanpa ada pemilihan dan penilaian terlebih dahulu
terhadap apa yang disampaikan. Misalnya penggunaan sosial media yang bersifat
negatif adalah mengungkapkan emosi kepada publik, menyebarkan video porno,
serta menyebarkan fitnah. Tidak diragukan lagi ini terjadi karena perkembangan
teknologi yang semakin pesat dewasa ini khususnya perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi.
Sosial media harusnya
menjadi sebuah forum komunikasi publik untuk melakukan kebaikan dan penyampaian
informasi yang layak dikonsumsi oleh masyarakat umum, sehingga akan membawa
dampak positif bagi generasi penerus bangsa.
Pengawasan s[
Tidak ada komentar:
Posting Komentar